Industri migas adalah salah satu industri yang besar di dunia ini. Tidak hanya melibatkan banyak orang dan instansi tertentu, bahkan sampai hubungan antar negara. Pada era saat ini, meskipun sudah mulai banyak dikembangkan fasilitas dan sarana penunjang hidup manusia yang tidak menggunakan energi fosil sebagai sumber tenaganya, akan tetapi masih belum bisa lepas sepenuhnya dari penggunaan energi fosil tersebut.


Pada kesempatan kali ini, saya akan mempostingkan kegitan dari industri migas yang komplek. Tujuannya agar pembaca yang masih awam dapat mengerti dan paham dengan proses untuk memperoleh sumber energi fosil tersebut, sehingga lebih dapat menghargai dalam penggunaannya.

Industri minyak dan gas, atau biasa disingkat migas, merupakan suatu kegiatan industri yang sangat kompleks, karena kegiatan industri ini memerlukan banyak tenaga, pikiran, dan biaya. Hampir semua bidang ilmu ada di dalam kegiatan industri ini. Oleh karena itu, kita dapat menyebut bahwa industri migas itu high tech dan high capital. Namun, kita tidak boleh hanya melihat dari tingginya teknologi yang digunakan dan besarnya modal yang diperlukan, tetapi ada pertanyaan sendiri yang melibatkan kedua hal tersebut, "mengapa high tech dan high capital?"

Jawabannya adalah high risk. Tinggi resiko adalah penyebab mengapa memerlukan teknologi tinggi dan biaya yang besar. Resiko dalam kegiatan industri migas tidak hanya menyebabkan kerugian modal yang besar, bahkan akan berpengaruh buruk terhadap hubungan kerjasama, baik dalam perusahaan, antar perusahaan, perusahaan dengan negara, maupun antar negara. Salah satu contoh kasus yang diberitakan di migasreview.com pada tanggal 24 Juli 2013( berita selengkapnya di http://migasreview.com/keputusan-pengadilan-kasus-bioremedasi-beri-dampak-negatif-industri-migas.html ).

Resiko yang terjadi di dalam kegiatan industri migas bisa saja menyebabkan korban jiwa. Semisal saat pemboran sumur berlangsung, kemudian terjadi loss yang tak tertanggulangi menyebabkan tekanan  formasi lebih besar dari lubang sumur, sehingga dapat terjadi blow out. Apabila blow out ini disertai dengan ledakan , bukankah sangat membahayakan nyawa pekerja di lapangan tersebut, khususnya yang berada di atas rig (info selengkapnya di http://www.sjvgeology.org/history/gushers_world.html ).

Resiko yang dihadapi sangatlah besar dan berbahaya, sehingga diperlukan persiapan yang matang. Persiapan dimulai dari perencanaan, metode yang nantinya digunakan, sampai sarana prasara yang mendukung. Tentu saja untuk memperkecil resiko yang terjadi. Salah satu contohnya dibutuhkan peralatan yang canggih sesuai dengan standar yang dibutuhkan atau bahkan lebih baik lagi. Peralatan canggih ini pula tentu saja tidaklah murah. Harga peralatan yang mahal, biaya pengiriman, sampai diperlukan peralatan penunjang keselamatan untuk peralatan canggih tersebut agar tidak mengalami penurunan kualitas saat akan digunakan.

Jadi, kesimpulannya adalah pelaksanaan industri migas memerlukan modal yang besar sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang tidak hanya mencukupi, tetapi juga berkualitas bagus dan canggih, supaya meminimalisir resiko-resiko yang dapat menyebabkan kerugian materi yang lebih besar, baik biaya maupun keselamatan jiwa.

Sekian informasi yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan menambah ilmu rekan-rekan pembaca. Penulis meminta maaf apabila masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyampaian. Saran dan kritik sangat kami harapkan untuk kemajuan yang jauh lebih baik.

Referensi :
  • Buku "Pengantar Teknik Perminyakan, Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Minerak, UPN Veteran Yogyakarta", oleh Ir. Joko Pamungkas, MT; DR. Ir. Sudarmoyo, SE., MS; Hariyadi, ST., MT; Ir. Avianto Kabul P., MT
  • www.migasreview.com
  • www.sjvgeology.org

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama